This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

RANGKUNAN KELAS MOTIVASI DAN INSPIRASI DARI BAPAK HERU KUMARGA (pemilik restoran Dapur Solo)

 


Pak Heru berpendapat bahwa meski mempunyai keterbatasan sesungguhnya penyandang disabilitas sama seperti non disabilitas. Karena seseorang yang non disabilitas pun bisa mengalami disabilitas dalam bentuk lain yaitu disabilitas rohani atau sakit secara rohani. Disabilitas rohani contohnya keputus asaan, kecemasan, depresi, kehilangan harapan, menyalahkan keadaan, pesimis, apatis dan perasaan negatif lainnya yang intinya cenderung lebih menikmati penderitaan.
Justru dalam kelemahan dan keterbatasannya seorang penyandang disabilitas dipilih Tuhan untuk menunjukkan kemuliaanNya serta ditugaskan Tuhan menjadi penolong bagi orang-orang yang sakit rohani di sekitarnya termasuk juga yang non disabilitas.
Tetapi untuk menjadi seorang penolong, ia terlebih dahulu harus menyembuhkan disabilitas rohaninya sendiri. Ia harus ikhlas menerima keterbatasannya, tidak menyalahkan siapapun atau kondisi apapun terkait keterbatasannya. Ia juga menghilangkan pikiran negatif serta mampu beraktivitas mandiri setidaknya untuk mengurus dirinya sendiri. Jika tahap itu sudah dilalui selanjutnya ia harus meyakini dan mengimani bahwa Tuhan selalu menolong dan menyertainya dalam berbagai kondisi. Keyakinan dan iman yang kuat akan penyertaan Tuhan membuatnya mampu berpengharapan akan masa depan yang baik.
Setelah itu semua terpenuhi barulah ia menjadi pribadi yang kuat dan siap menjadi penolong bagi penyandang disabilitas rohani di sekitarnya.
Selain memotivasi, pak Heru juga menginspirasi dengan kisah dan tipsnya dalam membangun usaha kulinernya.
Berawal dari menawarkan rujak yang merupakan makanan kesukaan bu Swan Kumarga dan modal awal Rp.100.000 perjalanan bisnis Dapur Solo dimulai.
Selebaran dari fotokopian disebarkan sebagai promosi agar orang-orang tahu mereka berjualan rujak yang enak di garasi rumah.
Meski pada awalnya jumlah penjualan cukup lumayan namun sepi pembeli sempat juga mereka alami. Akhirnya beberapa jenis makanan seperti gado-gado dan ayam goreng kalasan ditambahkan agar pembeli punya pilihan lain dan tertarik untuk datang lagi. Ternyata strategi itu berhasil. Pembeli mulai berdatangan lagi dan semakin ramai sampai harus menambah karyawan untuk membantu melayani pembeli. Sayang sekali keadaan ramai ini menimbulkan protes dari warga sekitar karena menghalangi jalan.
Mereka kemudian memutuskan pindah ke sebuah ruko agar bisa tetap berjualan dengan tenang dan pembeli dapat makan dengan nyaman. Dan "Rumah Makan Solo" ditetapkan sebagai nama usaha kuliner mereka.
Saat itu jenis makanan yang dijual lebih banyak ragamnya seperti nasi pecel, nasi gudeg, nasi langgi dan lainnya. Kebanyakan merupakan masakan asli dari Jawa Tengah, khususnya Solo, tempat asal mereka.
Dengan ketekunan dan kerja keras Runah Makan Solo berhasil membuka beberapa cabang.
Keseriusan pasangan pak Heru dan ibu Swan Kumarga dalam mengelola bisnis kuliner mereka memang tak main-main. 
Mereka menggunakan strategi branding agar usaha kuliner mereka semakin berkembang dan dikenal dengan jangkauan konsumen yang lebih luas.
Nama Rumah Makan Solo yang diubah menjadi "Dapur Solo" dipatenkan supaya tidak ada yang meniru.
Pemilihan lokasi restoran yang terjangkau lebih banyak kalangan, dekorasi restoran bernuansa etnik Jawa yang membuat pembeli merasa nyaman, pemilihan bahan masakan dan peralatan makan minum yang berkualitas dan cara masak yang terstandardisasi serta promosi di berbagai sosial media adalah sebagian langkah branding yang dilakukan Dapur Solo. Kualitas yang selalu terjaga membuat pembeli tidak keberatan membayar harga yang lebih mahal.
Hasil memang tak pernah mengkhianati kerja keras. Berawal dari jualan rujak di di garasi saat ini "Dapur Solo" mempunyai lebih dari 20 outlet.

Tips berbisnis kuliner jaringan yang dibagikan pak Heru Kumarga :
1. Pengusaha kuliner tidak selalu harus terjun ke dapur.
Delegasikan tugas dapur kepada juru masak dan karyawan dapur tetapi pastikan pekerjaan dilakukan sesuai standar yang sudah ditetapkan.
2 . Tetapkan standar kwalitas dan takaran bahan masakan, cara pengolahan serta penyajian agar kwalitas masakan di semua cabang restoran sama.
3. Lakukan promosi agar masyarakat selalu ingat dan tertarik datang ke restoran kita.

0 komentar:

Posting Komentar