This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

PERJALANAN IMANKU

 Sejak kanak-kanak sampai sekitar umur 30-an, seperti kebanyakan penyandang disabilitas, saya terus berdoa memohon pada Tuhan agar tubuh saya bisa normal seperti teman-teman lainnya.

Doa itu diimbuhi harapan bisa beraktivitas, punya lebih banyak teman, punya peluang mendapat pekerjaan yang bagus dan harapan lain yang intinya ingin bisa hidup seperti orang yang normal.
Doa-doa itu terus dipanjatkan dengan tekun. Seperti setengah memaksa bunyi doanya memohon-mohon kepada Tuhan agar dapat dikabulkan.
Jujur, ketika berdoa saat itu justru hati terasa cemas, khawatir kalau doa tak terjawab.
Dan meman benar kebanyakan doa saya tidak terjawab. Alih-alih mendapat mujizat kesembuhan justru kondisi tubuh semakin memburuk.

Jangankan untuk mendapat pekerjaan bagus di kantoran bersama orang normal, untuk beraktivitas norma sehari-hari pun semakin terbatas lantaran kondisi yang semakin tak baik. Sedih sekali rasanya.
Timbul rasa marah dan kecewa pada Tuhan meski tak sampai meninggalkan berdoa. Berdoa dilakukan hanya sebagai rutinitas demi memenuhi ketaatan pada perintah agama. Dalam hati ada rasa kekosongan dan tak tahu harus berbuat apa untuk hidup saya.
Hingga suatu saat saya coba merenung. Teringat oleh saya bahwa meskipun banyak doa tak terkabulkan dan kondisi tubuh semakin tak baik tetapi saya mampu bertahan dan melakukan banyak aktivitas dengan cara saya sendiri. Di situ saya tersadar ada campur tangan Tuhan yang entah bagaimana caranya bisa menggerakkan saya melakukan banyak hal.

Sejak saat itu saya mencoba berserah diri dan mengikuti kehendak dan tuntunan Tuhan.
Setiap kali berdoa selalu saya selipkan kalimat "Terjadilah padaku menurut kehendakMu". Itu adalah kalimat yang diucapkan Bunda Maria saat menerima kabar dari malaikat Tuhan bahwa ia akan mengandung Yesus Kristus. (LUK 1:38). Tanpa ragu dan banyak bertanya Bunda Maria mengikuti kehendak Tuhan karena yakin akan bimbingan dan penyertaanNya.
Rasa tenang selalu muncul saat menyebut kalimat itu dalam doa. Meskipun tahu bahwa doa itu belum tentu terkabulkan namun ada keyakinan akan bimbingan dan penyertaan Tuhan dalam kondisi yang terburuk sekalipun.

Saat persekutuan doa kemarin kita mempelajari empat jenis iman menurut Imanuel Kant yaitu :
1. Iman emosional yang didasarkan pada keinginan.
2. Iman intelektual yang didasarkan pada pengetahuan.
3. Iman yang didasarkan ketaatan pada perintah Tuhan.
4. Iman yang didasarkan pada keyakinan akan penyertaan Tuhan. Bapa Abraham diambil sebagai contoh tokoh yang beriman didasari keyakinan akan Tuhan. Terlihat dari ketaatannya mengikuti perintah Tuhan untuk keluar dari Ur-Kasdim menuju Kanaan tanpa dia tahu apa yang akan terjadi saat menempuh perjalanan.

Menilik dari keempat jenis iman tersebut, saya jadi mengetahui pernah memiliki iman emosional saat anak-anak sampai umur 30-an.
Iman yang hanya berdasarkan ketaatan pun pernah saya miliki ketika saya rutin berdoa tapi merasakan kekosongan.
Sikap berserah pada kehendak Tuhan yang saat ini mulai saya jalankan mudah-mudahan bisa menumbuhkan iman saya untuk lebih didasarkan pada keyakinan akan penyertaan Tuhan.
Pastilah takkan mudah karena sesekali pasti ada godaan untuk kembali memiliki iman emosional.
Mudah-mudahan kalimat ini yang akan terus setia pada iman yang didasarkan keyakinan pada penyertaan Tuhan, "Terjadilah padaku menurut kehendakMu".



0 komentar:

Posting Komentar