This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

PANDANGAN MIRING MASYARAKAT TERHADAP DISABILITAS

Kontes Blogging Kartunet 2011
Jika dibandingkan dengan warga negara Indonesia yang lain para penyandang disabilitas, baik secara sengaja atau tidak, sering mendapat perlakuan sebagai warga kelas dua. Keterbatasan fisik sering menyulitkan mereka mendapatkan hak-hak sebagai warga Negara.
Kesulitan menuntut ilmu di lembaga pendidikan umum, memperoleh pelayanan kesehatan yang kurang memuaskan , kesulitan bersaing di pasar tenaga kerja atau kesulitan menggunakan fasilitas umum yang tidak memberikan aksesibilitas adalah beberapa permasalahan yang kerap dihadapi para penyandang disabilitas. Anggapan sebagian masyarakat bahwa disabilitas merupakan suatu aib atau kutukan dan keberadaan penyandang disabilitas merupakan beban, semakin membatasi ruang gerak para penyandang disabilitas untuk lebih aktif terlibat dalam berbagai bidang kehidupan di lingkungan sekitarnya.
Lantas apakah langsung bisa disimpulkan ketidakpedulian masyarakat itu sungguh bersumber dari kepicikan dan kebekuan hati masyarakat?
Sebagai seorang tuna daksa saya mencoba tidak berprasangka buruk. Saya cenderung berpendapat bahwa ketidakpedulian dan pandangan miring sebagian besar masyarakat terhadap isu disabilitas lebih disebabkan ketidakpahaman mereka. Beberapa orang pernah bercerita mereka pernah terpaksa tidak menyapa bahkan tidak menolong penyandang disabilitas yang ditemui karena takut menyinggung atau tanpa sengaja menyakiti mereka.
Lebih jauh saya berpikir bagaimana masyarakat tahu cara berinteraksi dan memperlakukan dengan benar para penyandang disabilitas kalau arti kata disabilitas saja banyak diantara mereka tidak tahu (kalau nggak percaya, coba deh tanya ke orang-orang sekeliling Anda).
Tak dipungkiri upaya sosialisasi isu disabillitas sudah banyak dilakukan. Tapi sayang kegiatan sosialisasi lebih sering bersifat seremonial pada saat-saat terten tu misalnya pada peringatan HIPENCA (Hari Internasional Penyandang Cacat) dan pada forum resmi. Kalaupun ada kegiatan-kegiatan yang tak terlalu resmi lebih banyak berupa pameran dan pertunjukan kebolehan para penyandang disabilittas dimana umpan balik berupa pujian dan kekaguman dari masyarakat hanya didapat saat kegiatan berlangsung. Jadi bisa dibilang kegiatan sosialisasai tersebut hanya menjangkau kelompok masyarakat tertentu dan umpan baliknya hanya dirasakan sementara.
Tanpa bermaksud mengkritisi atau tak menghargai berbagai upaya sosialisasi yang sudah dilakukan, menurut saya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengubah pandangan miring masyarakat terhadap isu disabilitas.

Pentingnya Dukungan Keluarga
Bagaimana mungkin masyarakat mau peduli terhadap keberadaan para penyandang disabilitas kalau keluarga mereka sendiri menolak dan mengabaikan mereka. Padahal keluarga dan orang-orang terdekat adalah guru dan suporter utama para penyandang disabiltas untuk siap terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan tidak menyembunyikan anggotanya yang menyandang disabilitas, keluarga dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa disabilitas bukanlah suatu aib.
Kesediaan keluarga mengikutsertakan anggotanya yang menyandang disabilitas dalam kehidupan bermasyarakat secara tidak langsung mendidik atau memberi informasi kepada masyarakat tentang jenis-jenis disabilitas dan cara berinteraksi dengan penyandang disabilitas. Jadi tanpa disadari kelurga telah juga telah melakukan sosialsasi kan?

Cara Sederhana Lebih Efektif
Orang lebih mudah memahami suatu informasi yang disampaikan dengan cara-cara sederhana yang menyenangkan. Ketimbang selalu melakukan sosialisaasi melalui forum resmi yang juga menggunakan bahasa resmi, mengapa tak mencoba cara yang menghibur dan mendidik yang bisa dilakukan pada berbagai kesempatan.
Salah satu contohnya lewat permainan dimana satu orang menadi tuna netra dan seorang lagi menuntunnya. Lewat permainan ini orang bisa merasakan sulitnya tak memiliki indra penglihatan dan juga bisa mempelajari cara yang benar menuntun tuna netra. Permainan yang bisa menjadi acara selingan pada suatu kegiatan ini bisa divariasikan sesuai dengan pesertanya.Dan akan lebih baik jika saat itu disertakan pula seorang penyandang disabilitas sehingga peserta dapat belajar cara berinteraksi dengan penyandang disabilitas jenis tertentu.
Diharapkan sosialisasi semacam ini dapat menjangkau lebih banyak kalangan dan tingkatan usia.

Ada Kemauan Untuk Berubah
Pandangan miring masyarakat terhadap masalah disabilitas takkan pernah berubah selama tidak ada kemauan dari berbagai pihak. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan yang berhubungan dengan hak-hak para penyandang disabilitas sebaiknya mulai lebih tegas mengawasi penerapan kebijakan tersebut dan memberi dalam sosialisasi isu disabilitas.
Lembaga-lembaga yang peduli isu disabilitas jangan pernah berhenti melakukan sosiialisasi dengan cara-cara yang kreatif agar masyarakat senantiasa mendapatkan infomasi yang tepat. Masyarakat pun harus mulai membuka diri menerima keberadaan para penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan meskipun dengan cara-cara mereka yang mungkin selama ini dianggap tak lazim, aneh atau unik misalnya berjalan dengan cara ngesot atau berbicara dengan bahasa isyarat sebagai hal yang justru memperkaya kehidupan bermasyarakat.
Saya yakin kalau semua pihak punya kemauan untuk berubah menjadi lebih baik, maka penyandang disabilitas yang semula diangap beban justru dapat menjadi sebuah potensi untuk membangun masyarakat yang lebih baik .

Sikap Dan Pikiran Positif Penyandang Disabilitas
Bukan saatnya lagi para penyandang disabilitas bersikap pasif tak melakukan apa-apa kalau menginginkan keberadaan mereka diterima dan dihargai masyarakat. Meski tak semua kelompok masyarakat bisa langsung menerima tapi tak ada salahnya jika para penyandang disabiltas terus mencoba membaur dan terlibat dalam berbagai aktivitas di masyarakat sesuai kondisi dan kemampuan mereka. Dengan terus menggunakan cara-cara unik dalam beraktivitas sehari-hari serta kreatif mengatasi hambatan akibat ketiadaan fasilitas yang memberikan aksesibilitas. para penyandang disabilitas justru dapat membuktikan keberadaan mereka bisa memberikan warna pada kehidupan bermasyarakat.
Tanpa bersikap terlalu menuntut, para penyandang disabilitas boleh kok menyampaikan apa yang sesungguhnya mereka butuhkan untuk memudahkan beraktivitas, dalam hal ini berupa fasilitas, bantuan atau perlakuan khusus. Memang belum tentu semua kebutuhan tersebut langsung terpenuhi. Tapi setidak-tidaknya masyarakat mendapatkan gambaran dan masukan bagaimana memperlakukan penyandang disabilitas dengan benar tanpa takut menyinggung perasaan mereka.
Masyarakat akan lebih bersimpati dan mau merubah pandangan miringnya jika melihat para penyandang disabilitas terus berjuang dengan segala cara mengatasi hambatan akibat keterbatasan .

Manfaatkan Media Online
Perkembangan teknologi informasi memberi banyak kemudahan bagi manusia dalam melakukan aktivitas. Pesatnya perkembangan teknologi informasi turut mendorong menjamurnya media online melengkapi keberadaan media cetak dan elektronik.
Dibandingkan kedua media lainnya, media online mempunyai keunggulan lebih mudah dijangkau banyak kalangan. Apalagi dengan tidak terlalu ketatnya aturan misalnya dalam cara penyajian dan kaidah bahasa membuat penyampaian dan penerimaan informasi lebih mudah dilakukan.
Lewat berbagai situs, blog atau media social semua orang termasuk para penyandang disabilitas bisa dengan mudah menunjukkan potensi dirinya serta menyampaikan gagasan atau pendapatnya. Hal ini seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mensosialsasikan isu disabilitas.
Saat ini sudah ada beberapa situs yang menjadi wadah khususnya bagi penyandang disabilitas untuk mengakses informasi dan mengembangkan diri, misalnya saja situs milik Kartunet Community Indonesia (http://www.kartunet.com) yaitu situs yang memberi wadah bagi penyandang disabilitas untuk menyalurkan kreativitas dan sebagai saranab sosialisasiisu-isu disabilitas.
Dengan menampilkan hasil karya penyandang disabilitas di dalam situs-situs ini citra mereka di mata masyarakat semakin positif. Selain itu wawasan masyarakat tentang isu disabilitas yang benar akan semakin kaya karena pengelolanya penyandang disabilitas sendiri.
Kalau isi situs senantiasa diperbaharui dan dibuat semenarik mungkin maka semakin banyak yang tertarik membuka situs ini.Berarti tujuan sosialisasi untuk menjangkau lebih banyak kalangan masyarakat akan tercapai bukan?
Mengubah pandangan miring masyarakat terhadap isu-isu disabilitas memang tak dapat dilakukan dalam sekejap mata. Tapi bukan hal yang mustahil kok. Saya yakin kalau pemerintah, lembaga-lembaga yang peduli isu disabilitas,masyarakat termasuk para penyandang disabilitas sama-sama mau melakukan perubahan, terwujudnya masyarakat Indonesia yang inklusif bukanlah sebuah impian. Betul tidak ? (pasti betul dong).

0 komentar:

Posting Komentar