Saya adalah seorang difabel daksa yang dididik untuk hidup
mandiri. Sejak kedua orang tua meninggal, saya memilih untuk tidak tinggal
bersama kakak atau adik.
Semula keluarga merasa khawatir dan ragu saat saya memutuskan tinggal sendiri. Tapi
karena saya berkeras dan memang mereka tahu saya sudah terbiasa mandiri
akhirnya keluarga bisa memahami pilihan saya dan membantu merealisasikan
keputusan saya.
Saat ini sudah
tujuh tahun saya hidup mandiri di rumah peninggalan orang tua. Tak jarang
keluarga datang bertandang atau
menginap, tetapi memang lebih sering saya tinggal sendiri. Ada pembantu rumah
tangga yang datang tapi tidak tinggal di dalam jadi kebanyakan pekerjaan rumah
tangga masih saya lakukan sendiri.
Apa rahasianya saya
bisa hidup mandiri? Selain karena tekad kuat dan dukungan keluarga, keluarga berupaya membuat rumah yang saya tinggali menjadi tempat
yang aksesibel, yaitu tempat dengan kondisi yang mendukung kemandirian saya beraktivitas sehari-hari.
Jangan bayangkan rumah saya dilengkapi perlengkapan
elektronik mahal dan serba otomatis untuk memudahkan pekerjaan. Kecermatan
memahani kondisi saya sebagai seorang difabel, kejelian memilih perabot dan peralatan
rumah tangga sesuai dengan kebutuhan serta kecerdikan mengatur interior rumah adalah
kunci utama untuk membuat rumah saya menjadi sebuah #HelpfulPlace yang
aksesibel.
Berikut adalah beberapa tips untuk membuat sebuah rumah
menjadi #HelpfulPlace bagi para difabel khususnya bagi yang mempunyai
keterbatasan gerak :
1. Jangan terlalu banyak perabot rumah tangga. Perabot yang terlalu banyak bisa mempersempit ruang gerak terlebih lagi bagi
pengguna kursi roda. Selain itu rumah akan sulit dibersihkan sendiri oleh seorang difabel
saat tidak ada pembantu rumah tangga.
2. Utamakan memilih peralatan atau perabot rumah
tangga dan aksesoris rumah (handle dan kunci pintu, keran air misalnya) lebih
berdasaekan fungsinya dan bukan karena semata – mata bentuknya menarik.
Biasanya barang yang bentuknya simple justru lebih mudah digunakan dan mudah perawatannya.
3. Jadikan
rumah sebagai tempat yang aman bagi difabel untuk beraktifitas. Misalnya
dengan memilih lantai / pelapis lantai yang tidak licin dan membuat mudah
terpeleset.
4. Di tempat – tempat tertentu misalnya di kamar
mandi jika diperlukan bisa dipasang hand railing yang berfungsi sebagai
pegangan supaya tidak jatuh. Hand railing ini tidak harus membeli yang sudah
jadi dan berharga relatif mahal. Dengan kreatifitas, pipa pralon bisa disulap
menjadi hand railing.
5. Pilihlah aksesoris rumah yang mudah dipegang dan digunakan. Misalnya
handle dan kunci pintu serta jendela yang nyaman dipegang dan mudah dibuka
tutup. Atau hindari memilih keran putar yang lebih sulit dipegang seorang
difabel yang tangannya lemah.
6. Tempatkan peralatan rumah tangga dan aksesoris
rumah pada posisi yang mudah dan aman dijangkau. Kompor dan rak piring atau
peralatan masak yang tempatnya tidak terlalu tinggi dan memudahkan aktifitas di
dapur adalah salah satu contohnya. Contoh yang lain, saklar lampu juga jangan
dipasang terlalu tinggi sehingga memudahkan jika ingin menyalakan lampu.
7. Terakhir , jagalah selalu kebersihan dan
kerapihan agar rumah menjadi tempat yang nyaman ditinggali.
Semoga tips tersebut bisa dijadikan inspirasi untuk
menjadikan sebuah rumah menjadi #HelpfulPlacedan aksesibel bagi para difabel yang ingin hidup mandiri.
0
komentar